Video Eksekusi Mati Terpidana Narkoba 2015 - Sudah tahu trending topik hari ini? sesuai keyword atau judulnya adalah kata kunci paling top hari ini menjadi trending topik yang banyak dicari. Entah kenapa suka lihat video eksekusi seperti itu tapi, ada satu hal jadi sorotan publik mengenai eksekusi mati pidana narkoba yaitu salah satu pidana ternyata adalah wanita berusia 27 tahun asal cianjur.
Telah tersebar kabar akan dieksekusinya pidana adalah tepat hari ini Ahad (18/1). Setelah ketok palu kejaksaan agung, Kamis (15/1) berbunyi. Enggak tanggung-tanggung eksekusi mati jatuh kepada 64 orang terpidana. Enam puluh empat (64) orang diantaranya adalah Rani Adriani, wanita satu-satunya yang belum tahu persis kabar terbarunya hari ini dan, dia jugalah salah satu dari 64 orang yang di
eksekusi mati hari ini.
Banyak sekali mendapat respon terkait anehnya grasi yang ditolak oleh Jokowi dan, karena napi dengan status wanita. Dimana harusnya punya hak istimewa serta, dilihat dari latar belakang napi sebenarnya dia hanyalah korban dari kemiskinan. Salah satu respon itu dari
Ketua Pusat Studi Kajian Wanita dan Gender Universitas Indonesia Prof Sulistyowati Irianto, sangat menyayangkan keputusan tersebut.
Melihat kondisi seperti itu penulis dapat simpulkan, ketidak berdayaan pemerintah dalam mengatasi masalah narkoba didalam negeri, terkesan memaksakan ingin menjadikan korban sebagai contoh untuk penduduk lokal, akibat dari perbuatannya. Namun disisi lain ada beberapa poin penting terkait kasus. Potensi justru semakin gencarnya perdagangan narkota ini di tahun 2014 menggunakan
kurir wanita.
Dari sana seharusnya pemerintah melihat sisi lemah atas keberadaan wanita karena mereka rentan sekali mendapatkan ancaman, terperangkap dan lain sebagainya. Kembali karena faktor kemiskinan masalah ekonomi masyarakat lokal. Tak berdaya mereka akhirnya terjebak kepada perdangan atau jual beli narkotika. Tentu bukan sepenuhnya kehendak mereka. Iming-iming dan pelecehan mereka terima sangat mungkin terjadi dan, fakta telah membuktikan seperti kutipan berikut
Dalam penelusuran CNN Indonesia sebelumnya, berdasar data Badan Narkotika Nasional sindikat narkotika internasional menyasar puluhan perempuan yang kebanyakan berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia.
Rata-rata mereka memacari para TKI yang sedang punya masalah, lalu sengaja dibuat hamil agar bergantung kepada mereka dan mau disuruh-suruh, termasuk membawa narkoba," kata Direktur Pengawasan Tahanan, Barang Bukti, Aset dan Tindak Pidana Pencucian Uang BNN Komisaris Besar Sundari.
Untuk tahun 2014, menurut penyelidikan BNN, sindikat narkotika internasional banyak menyasar TKI di Hongkong. Kaki tangan jaringan ini berkeliaran di Victoria Park, mengincar para pekerja yang masa tinggalnya di Hongkong sudah lewat.
"Mereka ditawari pekerjaan baru ke China, yaitu membawa barang ke negara itu. Sindikat menyediakan paspor serta kartu identitas baru," kata Sundari. Untuk pekerjaan "mengantar barang" ini para kurir mendapat uang Rp 5 hingga 10 juta sekali mengantar. Barang tersebut harus diserahkan ke orang tertentu di negara yang dituju - CNN Indonesia
Bagaimana nasib Rani dan Rani-rani lain, TKI wanita dimasa depan?